English
Press Release: UGM Officially Begins the Collaboration of UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences
UGM has officially signed the Memorandum of Understanding on Thursday (25/2) along with Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), University of Nottingham, University of Warwick, dan Coventry University to form research and technology development collaboration between the United Kingdom and Indonesia through UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS). Six leaders from each university delivered their enthusiasm and expectations for UKICIS after signing the MoU, namely Provost of University of Warwick Prof. Christine Ennew, Rector of Institut Teknologi Bandung Prof. Reini Wirahadikusumah, Deputy Vice-Chancellor Research of Coventry University Prof. Richard Dashwood, Rector of Institut Pertanian Bogor Prof. Arif Satria, Pro Vice Chancellor for Research and Knowledge Exchange of University Nottingham Prof. Dame Jessica Corner, and Rector of Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono.
This signing was witnessed directly by the Indonesian Minister of Research and Technology Prof. Bambang Brodjonegoro and Minister for Asia at the UK Foreign Nige Adams MP who also delivered keynote speeches on this collaboration. Indonesian Ambassador to the UK, Ireland, and IMO H.E. Desra Percaya and the UK Ambassador to Indonesia and Timor Leste H.E. Owen Jenkins were also present.
UKICIS is a result of the signing of bilateral cooperation between Indonesia and the UK in August 2020 to build global resilience in facing the pandemic, climate change, and natural disasters through research and innovation development. This consortium is committed to be at the forefront of knowledge exchange and technology transfer between Indonesia and the UK in the next 25 years. UKICIS also aims to strengthen Indonesia and UK relations in the education, economic, and cultural sector through community engagement and public activities.
As a beginning, members of UKICIS will collaborate to address emergency issues which have emerged during the COVID-19 pandemic. For this purpose, the MoU signing event was followed by an online forum with the discussion topic of “Enabling Global Health Security” inviting scholars across various disciplines from Indonesia and the UK to discuss public health challenges and health technology development. This forum aims to discuss and plan future steps for both countries to increase public awareness on the new COVID-19 virus variant, strengthen public participation in the efforts to minimize virus transmission, and ensure effective vaccine development to combat the virus.
The formation of UKICIS is a form of significant contribution by Indonesia diaspora academic group in both the UK and Indonesia. Six figures who are named as the main proponents of UKICIS are Dr. Bagus Muljadi (University of Nottingham), Dr. Berry Juliandi (Institut Pertanian Bogor), DR. Irwanda Laory (University of Warwick), I Made Andi Arsana, Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Prof. Benny Tjahyono (University of Coventry), and Dr. Rino Mukti (Institut Teknologi Bandung). UKICIS becomes an achievement of science diplomacy between Indonesia and the UK and it is hoped that the consortium can be a space to advance globally contextual and interdisciplinary technology development.
Rector of UGM Prof. Panut Mulyono expressed his enthusiasm for this collaboration in his remark. “I am confident that we can transform this collaboration into one that is executable and significantly impactful,” he said.
After the MoU signing and the online forum, UKICIS collaborative research process is expected to begin immediately in order to achieve innovative technology development in the near time. (Safira/OIA)
Indonesia
Press Release: UGM Resmi Memulai Kolaborasi UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences
UGM resmi menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada hari Kamis (25/2) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), University of Nottingham, University of Warwick, dan Coventry University untuk pembentukan kerja sama pengembangan riset dan teknologi antara Inggris dan Indonesia melalui UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS). Enam petinggi dari masing-masing universitas menandatangani nota kesepahaman dan menyampaikan sambutan dan harapannya untuk UKICIS, yaitu Rektor University of Warwick Prof. Christine Ennew, Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Reini Wirahadikusumah, Wakil Rektor Bidang Riset Coventry University Prof. Richard Dashwood, Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Arif Satria, Wakil Rektor Bidang Riset dan Pertukaran Pengetahuan Prof. Dame Jessica Corner, dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Prof. Bambang Brodjonegoro dan Menteri urusan Asia Kementerian Luar Negeri Inggris Nigel Adams MP yang menyampaikan keynote speech mengenai kerja sama ini. Turut hadir pula Duta Besar RI London H.E. Desra Percaya dan Duta Besar Inggris untuk Jakarta H.E. Owen Jenkins dalam mendukung pembentukan UKICIS.
UKICIS merupakan hasil penandatanganan kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris pada Agustus 2020 dalam bidang pengembangan riset dan inovasi untuk membangun ketahanan global dalam menghadapi pandemi, perubahan iklim, dan bencana alam. Konsorsium ini berkomitmen untuk menjadi pelopor pertukaran ilmu pengetahuan dan transfer teknologi antara Indonesia dan Inggris dalam 25 tahun mendatang. UKICIS juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Inggris di bidang pendidikan, ekonomi, dan budaya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan publik dan komunitas secara luas.
Sebagai permulaan, anggota UKICIS akan bekerja sama untuk mengatasi masalah-masalah darurat yang timbul selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu, acara penandatanganan yang diikuti oleh forum daring ini mengangkat topik diskusi “Enabling Global Health Security” dan menghadirkan ilmuwan berbagai disiplin baik dari Indonesia maupun Inggris untuk membahas masalah kesehatan publik dan pengembangan teknologi kesehatan. Forum ini berusaha mendiskusikan dan merencanakan langkah-langkah bagi kedua negara untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap varian baru virus COVID-19, menguatkan partisipasi masyarakat terhadap usaha-usaha pencegahan penyebaran virus, dan memastikan pengembangan vaksin yang efektif untuk mengatasi virus.
Pembentukan UKICIS adalah bentuk kontribusi utama kelompok diaspora akademisi Indonesia di Inggris maupun di Indonesia. Enam figur yang menjadi penggagas utama UKICIS adalah Dr. Bagus Muljadi (University of Nottingham), Dr. Berry Juliandi (Institut Pertanian Bogor), DR. Irwanda Laory (University of Warwick), I Made Andi Arsana, Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Prof. Benny Tjahyono (University of Coventry) dan Dr. Rino Mukti (Institut Teknologi Bandung). UKICIS merupakan pencapaian diplomasi sains (science diplomacy) antara Indonesia dan Inggris dan diharapkan dapat menjadi sarana untuk memajukan pengembangan teknologi yang kontekstual dan interdisipliner secara global.
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono dalam sambutannya menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Saya yakin kita dapat mentransformasi kerja sama ini menjadi kolaborasi yang dapat dieksekusi dan menghasilkan dampak yang signifikan,” ujarnya.
Setelah penandatanganan nota kesepahaman dan forum daring ini, proses riset kolaboratif UKICIS direncanakan dimulai dalam waktu dekat agar pengembangan teknologi inovatif dapat segera dicapai. (Safira/OIA)
Recent Comments